Saturday, May 03, 2014

5.34am

Agaknya saya perlu biasakan diri dengan jadual awak yang baru. Tak banyak yang berubah kecuali awak perlu ke kelas setiap Sabtu dan akan ke UK dalam masa satu tahun setengah lagi untuk habiskan pengajian di sana. Ini satu perkembangan yang baik dan saya tumpang bahagia. Sekurang-kurangnya sakit saya tidak menghalang awak dari menyambung pelajaran dan terus mengejar impian.

Saya memikirkan tentang kita dan satu tahun setengah nanti. Satu tahun setengah yang tidak begitu panjang pada akal saya. Satu tahun setengah yang amat berat dan panjang untuk hati saya. Saya memikirkan tentang perempuan yang penuh cinta di hati (awak) dan manja untuk hidup jauh dari cinta hatinya (saya). Saya tahu ia bukan suatu yang mudah untuk di lalui. Saya tahu sebab saya pernah merasainya dulu – sewaktu kita hidup antara benua dan kita akan kembali ke dunia itu.

Qaisara

Daddy minta maaf Qaisara. Daddy tak dapat jaga Qaisara. Kita bertemu untuk dua minggu dan daddy rasa ada orang lain yang lebih berhak menjaga Qaisara. Dengan keadaan kesihatan yang semakin hari semakin teruk, daddy rasa daddy tak mampu menjaga Qaisara dengan baik.

Untuk pertama kalinya Abang Umar merajuk dengan daddy bila daddy putuskan untuk beri Qaisara pada orang lain. Abang Umar sayang Qaisara sejak pertama kali lihat Qaisara.  Untuk pertama kali juga, Abang Umar suka adik perempuan  dan dia panggil Qaisara “Adik perempuan Umar”.

Qaisara mungkin tidak akan ingat daddy bila Qaisara besar nanti. Mungkin bila Qaisara besar nanti daddy sudah tak ada lagi. Daddy harap Qaisara tidak kecil hati dengan daddy. Antara perkara yang daddy kesalkan adalah berikan Qaisara pada orang lain. Daddy minta maaf.

Malam ini, daddy teringat Qaisara. Qaisara yang bermata bulat, berwarna coklat. Semoga Qaisara tumbuh menjadi anak yang baik. Bila besar nanti, jadilah perempuan yang berjuang seperti ibu Qaisara yang syahid melawan gas beracun.


Daddy