Sunday, October 09, 2016

Surat cinta yang ganjil

I was discharged from a psychiatric hospital. The first person I want to have chat was you. You are not around and that is okay. 

May I have warm hugs, sayang? I feel very cold here, very lonely…


***


1 “Cintaku yang besar, cintaku yang tulus,
2 telah hilang, menguap, dan kini rasa benciku
3 berkembang setiap hari. Ketika melihatmu,
4 aku tidak ingin lagi melihat wajahmu sedikitpun;
5 satu hal yang sungguh ingin aku lakukan adalah
6 mengalihkan mata ke gadis lain. Aku tak lagi ingin
7 menikahkan aku dan kau. Percakapan terakhir kita
8 sungguh, sungguh sangat membosankan dan tak
9 membuat aku ingin bertemu kau sekali lagi.
10 Selama ini, kau selalu memikirkan dirimu sendiri.
11 Jika kita menikah, aku tahu aku akan menemukan
12 hidupku menjadi sulit, dan aku tidak akan menemukan
13 kebahagiaan hidup bersamamu. Aku punya satu hati
14 untuk kuberikan, tetapi, sungguh, itu bukan sesuatu
15 yang ingin aku berikan untukmu. Tak ada yang lebih
16 bodoh dan egois daripada kamu, dan kamu tak pernah
17 memperhatikan, merawat dan mau mengerti aku.
18 Aku sungguh sangat berharap kamu mau mengerti
19 Aku berkata jujur. Kau akan baik sekali jika
20 kau anggap inilah akhirnya. Tidak usahlah
21 membalas surat ini. Surat-suratmu dipenuhi
22 hal-hal yang tidak menarik bagiku. Kau tak punya
23 cinta yang tulus. Sampai jumpa! Percayalah,
24 aku tak peduli lagi padamu. Jangan pernah berpikir
25 aku masih dan akan terus menjadi kekasihmu.

— Surat ini sengaja diberi angka di setiap barisnya, agar kamu bisa membedakan mana baris ganjil, mana baris genap. Bacalah baris-baris ganjil saja dan hapuslah baris-baris genapnya. Ini memang sebuah surat cinta yang ganjil.

- M Aan Mansyur