Engkau selamanya menyala
Dalam gelap-gelitaku
Bagai bintang-bintang tak menghilang
Menyuluh jalan-jalan berliku.
Undanglah aku ke sana
Ke sisi ranjangmu
Di sekitarnya taman
Mengalir air, susu, anggur serta madu
Tak berubah rasa dan warna
Biar aku mabuk ghairah
Luluh dalam dakapan abadi
Kekasihku,
Setiap waktu kusebut namamu
Dalam jaga dalam mimpi lena
Kudakap engkau di cakerawala kalbu,
Kusebut nama di sebut sudut
Berdenyut dalam nafas halkum
Engkau pun hadir di situ
Bila sampai waktu
(Baha Zain: Postponing Truth and Other Poems)